Radio islami

Sabtu, 30 Juli 2011

Nasehat Menjelang Ramadhan



(Oleh: Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Abdirrahman Baz rahimahullâh[1])

بِسْمِ ٱللهِ وَالْحَمْدُلِلَّهِ وَصَلَّى ٱللهُ عَلَى رَسُوْلِ ٱللهِ
وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ ، أَمَّا بَعْدُ
Berkenaan dengan kehadiran bulan Ramadhân, saya menasehatkan kepada saudara-saudaraku kaum Muslimin dimanapun berada agar senantiasa bertakwa kepada Allâh Ta'âla, berlomba-lomba melakukan kebaikan, saling memberi nasehat dan sabar dalam menasehati, saling menolong dalam melakukan kebaikan, menjauhi semua perbuatan maksiat yang diharamkan oleh Allâh Ta'âla dimanapun dan kapanpun jua, terutama pada bulan Ramadhân. Karena bulan Ramadhân adalah bulan yang teramat mulia. Amalan-amalan shaleh di bulan ini dilipat-gandakan balasannya dan orang yang berpuasa dan melakukan qiyâmul lail (tarawih) dengan didasari iman dan mengharapkan pahala, dosa-dosanya akan dihapus oleh Allâh Ta'âla.
Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa berpuasa pada Ramadhân karena iman dan mengharap pahala,
maka dia diampuni dosanya yang telah lewat
.
[2]

Juga sabda Beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam :
إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَا نَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ
وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
Apabila bulan Ramadhân telah tiba, pintu-pintu surga dibuka,
pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dirantai
.[3]

Juga sabda Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam, yang artinya,
“Puasa itu adalah perisai.
Saat salah diantara kalian sedang berpuasa,
janganlah ia berbuat keji dan jangan menyalakan api permusuhan.
Jika dia dihina atau diperangi oleh orang lain,
hendaknya dia mengatakan, 'Aku sedang berpuasa.
'"
[4]

Dan sabda Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam, yang artinya,
Allâh Ta'âla berfirman:  ‘Semua amalan manusia untuknya.
Satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kalinya, kecuali puasa.
Puasa itu untuk-Ku dan saya akan membalasnya.
Dia meninggalkan tuntutan syahwatnya, tidak makan dan dia tidak minum demi Aku.
Orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan,
kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya.
Sungguh disisi Allâh, aroma mulut orang yang sedang berpuasa itu
lebih wangi daripada aroma kasturi.”
[5]

Saya juga mewasiatkan kepada saudara-saudaraku kaum Muslimin agar tetap istiqâmah pada siang ataupun malam Ramadhân, berlomba-lomba melakukan kebaikan. Diantara perbuatan baik itu adalah membanyak membaca al-Qur’ân sambil mentadabburi dan memahaminya, memperbanyak tasbîh, tahmîd, tahlîl, takbîr, istighfâr, berdoa kepada Allâh Ta'âla agar dimasukan ke surga dan diselamatkan dari siksa neraka dan berbagai do’a kebaikan lainnya.
Tak lupa, saya juga mewasiatkan kepada saudara-saudaraku kaum Muslimin agar memperbanyak shadaqah, membantu orang-orang fakir, miskin, menunaikan zakat dan menyerahkannya kepada yang berhak menerimanya, memperhatikan dakwah, mengajari orang yang tidak tahu, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran dengan cara yang lembut, penuh hikmah dan dengan metode-metode yang bagus bukan yang buruk, istiqâmah diatas al-haq dan senantiasa bertaubat kepada Allâh Ta'âla.
Allâh Ta'âla berfirman, yang artinya,
“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allâh,
Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
 

(Qs an-Nûr/24:31)

Juga firman Allâh Ta'âla, yang artinya,
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Rabb Kami adalah Allâh”,
kemudian mereka tetap istiqamah,
maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya;
sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
"

(Qs al-Ahqâf/46:13-14)

Semoga Allâh Ta'âla senantiasa memberikan taufik kepada kita semua untuk melakukan segala yang diridhai-Nya dan semoga Allâh Ta'âla melindungi kita semua dari segala fitnah yang menyesatkan serta jebakan setan.
Sesungguhnya Allâh Maha Pemurah lagi Maha Mulia.
[1]Diterjemahkan dari Majmu’ Fatâwâ wa Maqâlât Mutanawwi’ah, 15/48-50
[2]HR Bukhâri, no. 2014 dan Muslim, no. 760
[3]HR Bukhâri, no. 1899 dan Muslim, no. 1079
[4]HR Bukhâri, no. 1904
[5]HR Bukhâri dan Muslim

Selasa, 26 Juli 2011

kasih ibu


KASIH IBU TAK TERBATAS
#IBU memiliki sifat ilahi yang penuh kasih, sehingga ketika janin berada dalam kandungannya disebut berada di alam rahim, salah satu asma-Nya.
Alam rahim sang #IBU ibarat surga firdaus yang serba damai, happy, sehingga ketika anak Adam keluar dari situ sebuah derita dimulai.
Selama janin berada di alam rahim #IBU, merekam musik lembut denyut jantung yang bersifat universal dan terkesan sampai sekarang.
Begitu mendalamnya kenangan janin di alam rahim, ketika nangis akan segera diam ketika telinganya ditempelkan ke dada #IBU sebelah kiri menikmati musik jatung.
Hati #IBU lapang dan penuh kasih, ibarat samudera yang tak pernah menolak kehadiran anak-anak sungai sekalipun airnya kotor.
Doa dan kerja keras #IBU dalam membesarkan anak-anak menjadi pupuk mujarab bagi anak-anak agar tumbuh jadi pribadi yang tegar, ulet, dalam meraih cita-citanya.
Sosok #IBU sebagai wanita memiliki sisi maskulinitas, sebagaimana seorang ayah juga memiliki dimensi feminitas.
Karena sosok #IBU or wanita sangat besar perannya dalam membentuk karakter anak serta posisinya yang dihormati, maka mereka disebut empu (per-empu-an).
Nurani kita selalu rindu dan rela sujud di hadapan #IBU,  karena dalam dirinya terpancar sifat ilahi, Sumber Kasih, yang selalu memberi tak harap kembali.
Sedah hampir 10 tahun saya bekerja, tapi belum pernah #IBU meminta sepeserpun dari penghasilan saya
Kasih #IBU pada anak bagaikan curah air hujan, yang memantul kembali dari anak ke atas tidak sebanding
Memang tidak semua #IBU pintar mendidik anaknya, tapi semua ibu yang normal pasti menyayangi anaknya!
Hampir selama 24 jam #IBU ingat, peduli dan mendoakan anak-anaknya. Tapi berapa jam sehari anak ingat ibunya?
Meski tidak banyak bicara, ketika #IBU ada di rumah aura kasihnya memenuhi seluruh rumah dan ruang hati. Cintai dan baktilah padanya semasih hidup.
Apakah kita bisa berdusta satu kali, tanpa melahirkan dusta-dusta berikutnya yang memenjara hati? Siapakah yang cukup kuat untuk berlama-lama hidup gelisah?
Ketik seorang wanita melahirkan maka kesadaran sebagai #IBU terbentuk secara drastis, suatu transformasi diri yang tidak terjadi pada lelaki.

nasehat /u anak


Membentengi Anak dengan Akhlaq Islami



Alloh SWT berkata dalam QS al-Qalam ayat 4, “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad), benar-benar berbudi pekerti yang luhur“.
Ayat ini menggambarkan bagaimana tingginya akhlaq nabi Muhamad saw, sampai-sampai Alloh SWT menyatakan secara spesifik dalam firman-Nya. Masyarakat dunia, tak terkecuali non-muslim, jika ia memahami kehidupan nabi Muhammad, akan mengakui begitu indahnya islam saat diterjemahkan oleh akhlaq rosululloh. Maka dari itu, tidak mengherankan jika banyak orang kafir berbondong-bondong masuk islam.
Dewasa ini, kita sedang dihadapkan dengan musibah besar yang melanda akhlaq masyarakat Indonesia yakni penyebaran video porno artis terkenal. Betapa tidak, hampir semua kalangan dibuat penasaran untuk melihat adegan video porno tersebut. Menyebarnya kasus ini, tentunya memiliki dampak negatif, khususnya kalau dilihat oleh anak kecil yang belum cukup umur.
Orang tua muslim yang jujur kepada Alloh yang di hatinya memiliki energi keimanan, akan merasa takut dan galau kalau anaknya menjadi korban akhlaq bejat tersebut. Ia akan berusaha sekuat tenaga membentengi anak dan keluarganya dengan akhlaq islami. Sebagaimana nabi Muhammad mengajarkan akhlaq islam yang mulia dan agung, berikut beberapa kiat yang bisa menjadi acuan dalam membangun akhlaq islami:
#1. Menjadikan Akhlaq Islam Sebagai Prioritas Utama dalam Keseluruhan Aktivitas
Boleh saja kita mendidik dan memiliki cita-cita agar buah hati sukses di bidang tertentu, misalnya menjadi ahli ekonomi, ahli pendidikan, ahli politik, ahli kedokteran dan lain sebagainya. Namun perlu diperhatikan, dari itu semua, akhlaq islam haruslah menjadi prioritas utama yang ditanamkan sejak dini. Jadikanlah al-Quran sebagai pegangan utama untuk menghadirkan akhlaq islam kepada anak-anak.
Jika hal ini diterapkan, niscaya anak memiliki pribadi dengan akhlaq yang mulia. Ia tidak akan menipu, menghancurkan bangsa, mengikuti nafsu, dan menghalalkan sesuatu dengan berbagai cara. Al-quran dalam sejarahnya diturunkan selama 13 tahun, fokus mengajarkan manusia beraqidah dan akhlq yang baik.
#2.  Meyakini  bahwa Akhlaq Islam adalah Permanen Sepanjang Masa.
Akhlaq yang diajarkan Islam bersifat permanen. Ia tidak luntur atau lekang dimakan waktu dan tempat. Saat al-Quran mengajarkan berbuat baik kepada orang tua, maka nilai ini berlaku sepanjang masa. Begitu pula saat al-Quran menyatakan jangan mendekati zina, maka nilai inipun berlaku sepanjang masa.
Saat ini, begitu dahsyatnya propaganda yang bertujuan menggeser nilai-nilai islam, agar jauh dari pemeluknya, misalnya berbuat zina, minuman khamar, dan lain sebagainya. Dengan alasan mengikuti trend, tidak sedikit anak-anak mengikuti budaya yang bertentangan dengan nilai Islam. Kaum Yahudi memerangi umat islam bukanlah menggunakan senjata, namun yang mereka lakukan melalui seonggok wanita dan secangkir minuman keras. Ia akan lebih dahsyat pengaruhnya dibanding bom atom.
#3. Akhlaq Islam Harus Dibina Sejak Kecil Sampai Akhir Hayat
Seorang anak jika melakukan sesuatu yang tidak benar, haruslah diingatkan dan diperbaiki, bukan malah dibiarkan. Rosul mengajarkan akhlaq islam kepada cucu-cucunya sejak masih kecil. Saat makan haruslah menggunakan tangan kanan dan membaca bismilah. Saat mengambil makanan, ambillah makanan yang dekat. Saat cucu nabi mengambil kurma dari kumpulan zakat, Nabi berkata, ” Taruhlah nak, karena bagi kita tidak halal mengambil zakat/shodaqoh”.
#4. Meyakini Akhlaq Islam Bersifat Universal dan Menyeluruh
Akhlaq islam haruslah dilakukan di dalam seluruh aspek kehidupan, dimana dan kapanpun berada. Tidak hanya di mesjid, namun juga saat berada di luar mesjid, misalnya rumah, perusahaan, saat menjadi pemimpin, kepala keluarga, kepala negara, dan lain sebagainya. Jangan hanya sholeh di mesjid, namun di luar mesjid sama saja akhlaqnya dengan orang kafir.
#5. Menjaga dan Memelihara Lingkungan Sekitar
Berhati-hatilah dengan lingkungan dimana anak berada. Jagalah lingkungan anak agar ia dekat dengan nilai-nilai islam. Menjadi tanggung jawab orang tua untuk menjaga anak dari pengaruh lingkungan negatif. Saat anak mengakses internet, berhati-hatilah agar ia tidak terjerembab membuka situs-situs yang merusak moral. Saat anak sudah mengenal lawan jenis, berhati-hatilah dengan pergaulan di luar rumahnya, dan lain sebagainya.

mencari hidayah

MENCARI HIDAYAH ALLAH
Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.    
(QS. Al-Fatihah [1]: 6)

Kata ihdinaa (tunjukkanlah kami) dalam ayat di atas merupakan bentuk kata perintah (fi’lu al-amr) dari kata hadâ-yahdiiHadâ-yahdii sendiri artinya adalah memberi petunjuk kepada hal-hal yang benar. Kata hidayah merupakan bentuk fi’lu al masdar dari kata ini. Dalam Tafsir Munir karya Dr. Wahbah Az Zuhaily, hidayah ada lima macam. Satu hidayah ke hidayah yang lain bersifat hierarkis, di mana hidayah yang ada di bawahnya akan menyempurnakan hidayah yang ada di atasnya. Jadi semakin ke bawah maka semakin tinggi nilainya. Adapun kelima hidayah tersebut adalah sebagai berikut :
Pertamahidayah ilhami. Hidayah ini adalah fitrah yang Allah SWT berikan kepada semua makhluk ciptan-Nya. Contohnya, Allah SWT memberikan hidayah ilhami kepada lebah yang suka hinggap di bunga untuk mengambil saripatinya, dapat membangun sarang yang menurut para ahli adalah desain yang paling sempurna berdasarkan fungsinya. Seorang bayi yang lapar diberi hidayah ilhami oleh Allah SWT untuk menangis dan merengek-rengek pada ibunya agar diberi ASI. Siapakah yang mengajari lebah dan bayi tadi untuk melakukan hal tersebut? Tentunya kita yang beriman kepada Allah SWT akan menjawab: itulah kekuasaan Allah SWT yang telah memberikan hidayah ilhami kepada makhluk-Nya. Semua makhluk yang diciptakan Allah SWT akan menerima hidayah ini. Dalam bahasa kita, hidayah ilhami ini adalah insting, yang merupakan tingkat inteligensi paling rendah.
Keduahidayah hawasiHidayah hawasi adalah hidayah yang membuat makhluk Allah SWT mampu merespon suatu peristiwa dengan respon yang sesuai. Contohnya adalah, ketika manusia mendapatkan kebahagiaan maka ia akan senang dan jika mendapatkan musibah maka ia akan sedih. Dalam istilah kita, hidayah hawasi ini adalah kemampuan inderawi.
Hidayah hawasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Maka respon yang ditimbulkan dari sebuah peristiwa sangat tergantung dengan lingkungan kita. Jika lingkungan itu normal maka respon kita akan normal. Misalnya, orang yang mendapatkan musibah akan sedih karena lingkungannya mengajarkan untuk merespon peristiwa tersebut dengan bersedih. Di lain tempat dan waktu mungkin saja respon ini berubah karena lingkungannya merespon dengan hal yang berbeda. Maka untuk mendapatkan hidayah hawasi ini kita harus membuat atau mengondisikan agar lingkungan kita normal alamiah.
Ketigahidayah aqli (akal)Hidayah akal adalah hidayah yang diberikan khusus pada manusia yang membuatnya bisa berfikir untuk menemukan ilmu dan sekaligus merespon peristiwa dalam kehidupannya dengan respon yang bermanfaat bagi dirinya. Hidayah akal akan bisa kita miliki manakala kita selalu mengambil pelajaran dari segala sesuatu, segala peristiwa, dan seluruh pengalaman hidup kita ataupun orang lain. Allah SWT berfirman:
“Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama. kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan bagi mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) sebagai pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai wawasan”. (QS. Al-Hasyr [59]: 2).
Yang dimaksud dengan ahli Kitab dalam ayat ini ialah orang-orang Yahudi Bani Nadhir pada masa Nabi Muhammad SAW di Madinah. Merekalah yang mula-mula dikumpulkan untuk diusir keluar dari Madinah karena mereka mengingkari Piagam Madinah.
Ayat ini memerintahkan kita untuk senantiasa mengambil hikmah dan ‘ibroh dari segala kejadian dalam kehidupan ini, dengan harapan kita tidak terjebak pada permasalahan yang sama. Hidayah akal ini akan bekerja dengan ilmu yang diperoleh, dari proses pembelajaran kehidupan yang telah dilakukan, yang kemudian digunakan untuk memilih respon yang terbaik bagi diri di masa mendatang. Semakin banyak kita mengambil pelajaran maka semakin tinggi kualitas hidayah akal kita.
Namun Hidayah akal ini mempunyai keterbatasan dalam menyeragamkan respon terhadap sebuah kejadian untuk seluruh manusia. Ada pepatah “lain ladang, lain pula belalangnya. Lain kepala, lain pula isinya.” Mungkin respon tertentu baik menurut kita, akan tetapi belum tentu baik menurut orang lain. Maka diperlukan sebuah standar untuk menyeragamkan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang hak dan mana yang batil. Jawaban untuk hal ini ada pada tingkatan hidayah selanjutnya.
Keempathidayah dien (agama)Hidayah agama adalah sebuah panduan ilahiyah yang membuat manusia mampu membedakan antara yang hak dan yang batil, antara yang baik dan yang buruk. Hidayah agama ini merupakan standard operating procedure (SOP) untuk menjalani kehidupan. Tentunya yang membuatnya adalah yang Maha segala-galanya, yang menciptakan manusia itu sendiri, yaitu Allah SWT. Karena yang Allah SWT tentukan, pastilah itu yang terbaik. Allah SWT berfirman :
”…. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216).
Maka apa saja yang ditentukan oleh agama, pastilah itu yang terbaik untuk kita. Hidayah agama ini bisa kita peroleh manakala kita selalu belajar dan memperdalan agama Islam ini.
Seperti Allah SWT tegaskan dalam Alqur’an:
”Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” Akan tetapi (Dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS. Ali Imran [3]: 79).
Semua orang mampu mempelajari agama ini (Al Qur’an dan As Sunnah), akan tetapi tidak semua orang berkemauan untuk mengamalkan agama ini. Kemauan untuk mengamalkan agama akan berbanding lurus dengan sejauh mana kita bisa manggapai hidayah taufiq.
Kelima, hidayah taufiq. Hidayah taufiq adalah adalah hidayah yang membuat manusia hanya akan menjadikan agama sebagai panduan hidup dalam menjalani kehidupannya. Hidayah taufiq ibarat benih yang Allah SWT semaikan di hati yang tidak hanya bersih dari segala hama penyakit, tetapi juga subur dengan tetesan robbani. Bersih dan suburnya hati akan terlihat dari pohon-pohon kebaikan dan amal yang tumbuh di atasnya. Hanya kesungguhan yang akan membuat kita pantas menerima hidayah taufiq dari Allah SWT. Firman Allah SWT :
”Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabuut [29]: 69).
Maka tidak ada jalan lain agar kita mendapatkan Hidayah Taufiq Allah SWT, kecuali dengan jalan bersungguh-sungguh dan berjihad untuk menjalankan dan mengamalkan agama yang indah ini.
Penutup
Hidayah Allah SWT memerlukan perjuangan untuk mendapatkannya. Semakin besar perjuangan dan kesungguhan kita, maka insya Allah kita akan semakin mudah mendapatkannya, karena semuanya tergantung kepada usaha kita. Hidayah Allah SWT ibarat sinar matahari yang menyinari seluruh alam ini, dan kita adalah penerima sinar tersebut. Jika kita membuka diri dengan hati yang bersih maka kita akan mudah untuk mendapatkan sinar hidayah Allah SWT. Tapi jika kita menutupi hati dan diri kita dengan kotoran dan hama penyakit hati maka kita akan sulit untuk mendapatkan sinar hidayah-Nya.
Wallahu a’lam.